Fall 2008

Pasar Ayam Buras Tetap Terjamin

Ayam buras menjadi salah satu komoditas peternakan yang gencar dikembangkan pemerintah. Sedikitnya lima proyek pengembangan produksi ternak ayam buras telah digulirkan. Bagaimana peluang pemasaran ayam buras di masa datang, dan apa saja kendala pengembangannya, dibeberkan Dirjen Peternakan, DR. Ir. Sofyan Soedardjat, MS kepada Mitra Usaha Peternakan dan Syah Angkasa di ruang kerjanya. Berikut petikan wawancaranya

Daerah mana saja yang menjadi sentra ayam buras selama ini ?

Saat ini tercatat ada 10 propinsi yang memiliki populasi ayam buras terbesar dan terpenting di Indonesia. Lima di antaranya di atas 20-juta ekor. Yakni Jawa Timur 40-juta ekor, Jawa Tengah 35-juta ekor, Jawa Barat 30-juta ekor, Sumatera Utara 25-juta ekor, dan Sumatera Selatan 20-juta ekor.

Secara keseluruhan, berapa banyak populasi ayam buras nasional saat ini ?

Sekitar 265-juta ekor.

Dengan jumlah populasi sebanyak itu, bagaimana kondisi produksi daging dan telurnya ?

Secara nasional produksi peternakan daging ayam buras selama 5 tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang sangat berarti, yakni 3,6%. Kalau pada 1995 produksinya mencapai 270-ribu ton, pada tahun 2000 diperkirakan meningkat menjadi 325-ribu ton. Sedangkan produksi telur ayam buras meningkat 1,2%, dari 125-ribu ton pada 1995 menjadi 133-ribu ton pada tahun ini.

Jadi kontribusinya terhadap keseluruhan produksi daging dan telur ?

Sumbangan daging ayam buras terhadap produksi daging nasional mencapai 23%, sedangkan terhadap sesama daging unggas porsinya mencapai 44%. Sedangkan telur buras menyumbangkan lebih dari 23% total produksi nasional yang mencapai 573-ribu ton. Ini berarti peranan ayam buras terhadap produksi dan konsumsi makanan rakyat sangat penting. Bahkan selama krisis moneter 1997—1998 peternakan ayam buras masih mengalami pertumbuhan positif sehingga menjadi penyelamat bagi pemenuhan kebutuhan konsumsi protein nasional.

Bagaimana dengan kondisi pasarnya ?

Tidak ada masalah. Sebab peluang pasarnya masih besar. Tak hanya di dalam negeri, permintaan luar negeri saja besar. Lihat saja Brunei Darussalam, minta 1-juta ekor per tahun. Jepang juga sebenarnya minta 3 kontainer per bulan. Belum lagi negara lain seperti Malaysia Timur, Hongkong, dan Singapura.

Di masa datang, peluang pasarnya masih terjamin, termasuk di dalam negeri. Ini sejalan dengan pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup besar, mencapai 1,55% per tahun. Ditambah lagi pendapatan masyarakat per kapita juga meningkat, sehingga akan terjadi permintaan terhadap pangan bergizi. Karena alasan kesehatan, akan terjadi substitusi konsumsi yang mengarah kepada white meat ketimbang red. meat. Pilihan Budidaya Tani tentunya lebih berat kepada daging ayam buras daripada ras karena kandungan lemaknya yang rendah.

Untuk ke depan, bagaimana peluang pengembangannya ? Usahatani ayam buras dapat berperan dalam upaya pengembangan ekonomi rakyat. Sebab selain teknologi pengelolaannya sudah lama dikuasai masyarakat pedesaan, dia juga dapat menjadi sumber alternatif di luar usaha peternakan. Pengelolaannya tidak memerlukan input yang tinggi, tahan terhadap gejolak pasar karena berbasiskan sumberdaya lokal, dan dapat dilakukan oleh semua anggota keluarga sehingga memperingan biaya produksi.

Bagaimana dengan kendala-kendala pengembangannya ?

Memang selama ini masih banyak kendala di lapangan. Di antaranya tingkat kematian yang masih tinggi akibat penyakit tetelo, sistem pemeliharaan terlalu ekstensif, dan skala usahanya masih relatif rendah. Selain itu kualitas bibit ayam buras juga cenderung menurun karena bapak dan anak masih sering dikawinkan. Untuk mengatasi semua kendala ini, pemerintah telah melakukan berbagai program dan upaya dalam rangka perbaikan usahatani ternak ayam buras.

Apa saja program-program itu ?

Paling tidak ada lima program yang telah dan sedang digalakkan. Yakni Intensifikasi Ternak Ayam Buras (INTAB), UPSUS Gema Proteina 2001, SPAKU Ayam Buras, Rural Reraing Multiplication Center (RRMC), dan Inpres Perbibitan Ternak Ayam Buras di berbagai propinsi.

Apa saja sasaran akhir semua program itu ?

Paling tidak pada tahun ini kita sudah bisa mencapai swasembada daging dan telur ayam buras. Bahkan sudah bisa dilempar ke pasar ekspor.

Refbacks



Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 Unported License which allows users to read, copy, distribute and make derivative works for non-commercial purposes from the material, as long as the author of the original work is cited properly.